Dampak Mengerikan Mengkonsumsi Gula Berlebihan

Dampak Mengerikan Mengkonsumsi Gula Berlebihan



Dampak Mengerikan Mengkonsumsi Gula Berlebihan - Lemak sering kali menajdi musuh karena sebagian orang menganggapnya mampu menaikkan berat tubuh. Akan tetapi gula masih seringkali dikonsumsi melebihi batasan yang sewajarnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak banyak yang mengetahui, mengonsumsi gula melebihi batas normal ternyata mampu merusak otak yang disebabkan oleh pikiran stres yang terlalu tinggi. Setelah bukti riset tersebut diumumkan, Kementerian Kesehatan di Inggris serta Amerika Serikat mulai menghimbau penduduk setempat agar mengurangi konsumsi gula. Perbanyak mengonsumsi buah-buahan serta madu alami, tubuh telah mendapat asupan gula yang sesungguhnya.

Seperti dikutip dari sumbernya Daily Mail, Kamis (18/2/2016), riset mengenai dampak buruk gula dilakukan oleh tim ahli dari University of New South Wales di Australia, Jayanthi Maniam dan Margaret Morris. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah sejak lama menganjurkan kepada semua orang untuk konsumsi gula tak lebih dari 10% dari energi harian yang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan, secara natural gula bisa dijumpai dalam segelas jus buah (bukan jus kemasan) dan madu. Itu setara 50 gram atau 12 sendok teh sehari.

Jayanthi serta Margaret menggunakan tikus putih untuk kelinci percobaan. Ada beberapa ekor tikus yang diberi makanan miskin lemak dan air mineral, ada juga diberikan segelas susu, air, serta 25% larutan gula. Kedua kelompok tikus itu memanglah mengalami stres selama dalam masa uji coba, namun seiring bertambahnya waktu perbedaan sangat mencolok dari kedua tikus tersebut.

Tikus yang diberi susu, air, serta campuran gula tidak mampu mengendalikan stresnya dengan baik. Selama 15 minggu, otak ke-2 jenis tikus diperiksa. {Stres|Tekanan} di kehidupan awal sangat mampu memengaruhi kesehatan mental & fungsi otak, pada bagian otak yang disebut hippocampus (pengontrol memori dan stres). Tikus yang tidak mampu mengendalikan stresnya dengan baik mengembangkan sejumlah penyakit terkait saraf.

Share this:

Disqus Comments